Lha terus aku kudu piye?
Galau antara mau posting tulisan ini di halaman Travel Notes atau Photo Story...
Yowes, langsung aja monggo saksikan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja foto di bawah ini:
![]() |
Ranu Kumbolo |
Bagaimana pendapat agan? Itu bukan wallpaper science fiction yang ane sedot dari Mbah Gugel lho Gan! Bukan setting film The Hobbit atau sejenisnya. Itu foto asli jepretan kamera temen ane, sebut saja Oetjup. Dengan sedikit polesan digital ane, tertutuplah aib dari jepretannya yang masih goyang, maklum dia punya pandangan hidup "Pokokke Joget". Hehehe.
Kembali ke foto!
"Coba lihat, bukit- bukit hijau, pohon besar rimbun melambai-labai, semilir angin membelai wajahmu... Coba bayangkan di pagi nan sejuk, berdirilah, sambut sahabatmu yang tiada berpaling, Angin. Iya Angin! Rentangkan tanganmu, pejamkan matamu dan rasakan angin mencumbumu dalam damai... SURGA DUNIA! Sekarang teriakkan bebanmu biar angin pagi ini menghiburmu..."
Yap, itu baru 1% dari petualangan ane naik gunung gan, hehehe. A litte piece of heaven waktu ane nanjak gunung Semeru. Kalian tahulah, Ranu Kumbolo!
Oh iya, sebelumnya ane udah nulis puisi tentang gunung, pokoknya mendadak religius, pujangga dan romantis gitu waktu naik gunung, ane sebut itu Pujanggasyndrom. Cek halaman khusus puisi ane ya gan. Hehehe.
OUTDOOR ACTIVITY
Sebenarnya, debut pertama ane naik gunung sekitar tahun 2004. Puncak pertama yang pernah ane injek Tangkuban Perahu. Tinggal naik ngeng-ngeng (baca: mobil) kita udah sampai, cuma modal naruh pantat di jok mobil, secara ajaib kita udah sampai puncak! Dan sejak saat itu ane mulai menyadari bahwa di dunia yang fana ini ada surga yang tersembunyi.
Nasib membentuk ane jadi anak rumahan, jemari udah muak main Winning Eleven, ke puncak gunung pun hanya lewat Harvest Moon Back to Nature. Jiwa yang haus akan alam liar udah mulai berontak. Sejak saat itu ane mencari-cari cara buat kabur dari kenyataan. Hahaha. Dan secara nggak sengaja ane pernah kecemplung di dunia Scouting waktu SMA, momen itu sekaligus sebagai awal perkenalan ane di dunia Outdoor Activity. Yoi, camping!
Ane keracunan.
Eits, bukan.
Ane pengen nenggak racun.
Ane pengen nenggak racun.
Mmm, tepatnya ane diajak minum racun, kemudian ketagihan. Hahaha.
Yah, bisa dikatakan racun ini cukup membawa sesuatu yang baru di dalam diri ane. Mengobati dahaga akan kebebasan hakiki, kebebasan pikiran, tempat lari dari rutinitas dan kepenatan dunia, tempat tersembunyi yang menawarkan kemahadahsyatan lukisan Tuhan secara langsung. Racun Gunung. Siapapun yang pernah keracunan, akan muncul suatu keinginan untuk menenggaknya lagi, lagi dan lagi.
Waktu itu naik gunung hanya sebatas mimpi. Mimpi itu muncul pada pertengahan tahun 2010 kalau nggak salah. Seperti inilah awal mulanya, lihat yang bertanda lingkaran merah, kalian tahu sendiri lah... Hehehe.
Pada waktu itu ada event apa gitu lupa, pas SMA kelas X makanya ane pake kostum jogging gitu. Salah seorang temen (Sampai detik ini ane lupa itu buku punya siapa, Hahaha) ada yang bawa semacam buku misterius gitu, sampulnya item, semula ane kira dia mau belajar ilmu hitam, tapi setelah ane coba pinjem buat dibaca saat itu juga, ane merasa masuk dunia lain. Dan ternyata benar adanya. Mulai saat itu gunung adalah sebuah impian baru yang harus terwujud.
PARA PENGRACUN
PARA PENGRACUN
Kalau ada yang nanya siapa yang mencekoki racun gunung hingga ane suka kegiatan menantang maut ini, maka jawabannya ada dua. Inilah para pengeracun yang ane maksud (Maaf gambar sedikit vulgar, sengaja tidak ane sensor biar kebiadaban mereka dijadikan pelajaran bagi khalayak ramai). Nominasinya adalaaah:
1. ARLY IHMAHO MAWAN
Perkenalan dengan pria kelahiran Somalia Pekalongan ini terjadi karena ketidaksengajaan, kebetulan waktu itu ane jadi MaBa (Mahasiswa Baru) dan ane harus nge-kos karena tuntutan profesi. Ane sama Arly Ihmawan sekosan gan. Singkat cerita ane nempatin kamar lama Arly dan dia pindah kamar di lantai dua karena waktu itu musim pindahan kosan, maklum awal tahun ajaran baru.
Kesan pertama ane langsung judge kalau dia itu tipikal orang lapangan, kelihatan dari penampilannya. Hahaha. Tapi dibalik tampangnya yang kayak preman, tersembunyi sifat nasionalis man. Merdeka!
Sosoknya yang KEPO dan suka berbagi pengalaman, khususnya pendakian gunung membuat ane jadi pendengar yang baik. Tidak sampai disitu, rasa penasaran dan haus petualangan ane pun semakin membara.
Dan sukseslah pria yang mengaku telah mencumbu hampir seluruh gunung di Jawa Tengah ini meracuni ane.
2. Arif Syaefudin alias Kiwil
Konon pria berambut gondrong ini mulai menyukai gunung karena gunung adalah bagian dari kehidupannya di masa lalu. Salah satu kehebatannya adalah dengan gagah beraninya dia akan membimbing para newby buat nanjak, bertarung dengan maut.
Pria yang kelak akan menjadi sarjana humaniora ini menjadi saksi hidup atas keberhasilan ane menaklukan puncak gunung Merapi, iya, puncak pertama yang berhasil ane tapaki. Inilah pengracun nomor wahid yang pernah ane kenal. Berhati-hatilah, karena kapanpun dan dimanapun pria yang terobsesi untuk menaklukan seluruh gunung di nusantara ini akan melaksanakan aksi bejadnya.
FILOSOFI
Naik gunung itu tidak sebatas hobi yang membuang-buang waktu, tenaga dan bahkan uang. Lebih dari itu. Kepuasan jiwa akan kita raih dan ada "sesuatu" yang akan kita petik setelahnya. Betapa tidak, kita akan dilatih bagaimana kerjasama tim, mengendalikan diri dan emosi. Dengan begitu mentalitas kita akan terbentuk. Selain itu kita juga akan menjadi pribadi yang lebih bersyukur, banyak hal yang kita lihat dan kita temui. Kita dapat mengambil pelajaran dari apa yang kita lihat. Pernahkah kita berfikir kita orang paling malang di dunia ini, setelah kita membuka mata dan memandang keluar, kita akan malu dengan pemikiran sendiri, kenyataannya di dunia ini masih banyak orang yang kurang beruntung. Itu hanya sebagian kecil pelajaran yang dapat kita ambil dari perjuangan mendaki gunung, masih banyak pelajaran yang sulit dituliskan dengan kata-kata.
Mendakilah guys!